
Pada artikel sebelumnya kita telah membahas mengenai kurma, untuk yang belum membaca bisa mengikuti tautan berikut:
http://majalahpangan.com/2019/05/08/berbuka-dengan-kurma-kenapa/ . Pada akhir pembahasan, terdapat kutipan QS An-Nahl ayat 69, yang menyebutkan tentang madu. Madu juga ada pada QS Muhammad ayat 15.
Mengapa Allah SWT menganjurkan kita untuk mengkonsumsi madu?
Apa sebenarnya khasiat yang terkandung didalamnya?
Berikut akan kita kupas lebih dalam.
Madu sebagai Sumber Prebiotik
Secara total terdapat kurang lebih 200 komponen kimia pada madu, dimana 90-95% nya ialah karbohidrat (gula), sisanya ialah air, asam-asam organik hingga mineral (Ramsay et al. 2018). Komponen karbohidrat berasal dari monosakarida (karbohidrat yang paling sederhana seperti glukosa dan fruktosa) hingga disakarida (contohnya sukrosa). Namun, yang paling menarik dari karbohidrat pada madu ialah fruktooligosakarida (FOS). Komponen ini bagus sebagai sumber prebiotik pada usus besar sehingga membantu melancarkan pencernaan (El-Arab et al. 2006).
Antioksidan yang Baik
Di dalam madu terdapat antioksidan yang berasal dari jenis polifenol. Hal ini membuat madu memiliki efek bagus ketika dikonsumsi saat sakit. Antioksidan pada madu juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengawet alami pada makanan. Antioksidan dapat berperan untuk menghambat ketengikan pada makanan berminyak (Oskuei dan Najafi 2013). Terdapat korelasi yang kuat antara warna madu dengan kandungan antioksidan. Semakin pekat warna madu (hitam) maka semakin kaya akan antioksidan.
Bagus untuk Kesehatan Mulut dan Gigi
Jika kita berfikir bahwa makanan manis tidak baik untuk kesehatan gigi, maka hal ini tidak berlaku untuk madu. Madu justru baik untuk kesehatan gigi dan mulut. Menurut Ramsay et al. (2018), madu terbukti secara efektif mampu mengatasi 60 spesies bakteri yang hidup pada mulut. Salah satu bakteri tersebut ialah Streptococcus mutans yang dikenal menyebabkan karies gigi. Kombinasi kadar gula tinggi, pH (tingkat keasaman) rendah serta kandungan hidrogen peroksida dapat membuat bakteri mati (Emsen et al 2007; Ajibola et al 2012). Efek antimikroba pada madu juga baik untuk mengatasi radang gusi (gingivitis).
Mengurangi Resiko Penyakit Kardiovaskular
Yaghoobi et al (2008) melakukan penelitian pada 38 penderita kelebihan berat badan (overweight), mereka diminta untuk rutin mengkonsumsi 70 g madu selama 30 hari. Hasilnya, mereka mengalami penurunan total kolesterol, LDL-C (low density lipoprotein cholesterol), trigliserida, dan CRP (C-reactive protein). Dalam penelitian yang lain juga disebutkan bahwa madu memiliki kemampuan untuk menurunkan tekanan darah (Rakha et al. 2008). Antioksidan yang terdapat pada madu juga berperan dalam menghambat stress oksidatif pada sel (Shimazawa et al. 2005).
Madu Baik untuk Penderita Diabetes
Konsumsi madu secara rutin pada penderita diabetes tipe I maupun II dapat menurunkan indeks glikemik. Menurut Al Waili et al (2004), madu dapat menstimulasi sekresi hormon insulin, menurunkan level glukosa darah, meningkatkan konsentrasi hemoglobin, dan memperbaiki profil lemak dalam darah.
Referensi
Ajibola A, Chamunorwa JP, Erlwanger KH. 2012. Nutraceutical Values of Natural Honey and Its Contribution to Human Health and Wealth. Nutrition and Metabolism. 9:61.
Al-Waili NS, Haq A. 2004. Effect of honey on antibody production against thymus-dependent and thymus-independent antigens in primary and secondary immune responses. J Med Food. 7: 491-494.
Emsen, I.M. 2007. A Different and Safe Method of Split Thickness Skin Graft Fixation: Medical Honey Application. Burns. 33:782−7.
Ezz El-Arab AM, Girgis SM, Hegazy EM, Abd El-Khalek AB. 2006. Effect of dietary honey on intestinal microflora and toxicity of mycotoxins in mice. BMC Complement Altern Med.(6):6.
Oskuei TE, Najafi M. 2013. Traditional and Modern Uses of Natural Honey in Human Diseases: A Review. Iranian Journal of Basic Medical Sciences. 16:731-742.
Rakha MK, Nabil ZI, Hussein AA. 2008. Cardioactive and vasoactive effects of natural wild honey against cardiac malperformance induced by hyperadrenergic activity. J Med Food. 11:91-98.
Ramsay EI, Rao S, Madathil L, Hegde SK, Rao PB, George T, Baliga MS. 2018. Honey in Oral Health and Care: A Mini Review. Journal of Oral Biosciences. 1-16.
Shimazawa M, Chikamatsu S, Morimoto N, Mishima S, Nagai H, Hara H. 2005. Neuroprotection by Brazilian green propolis against in vitro and in vivo ischemic neuronal damage. eCAM. 2: 201–7.
Yaghoobi N, Al-Waili N, Ghayour-Mobarhan M, Parizadeh SMR, Abasalti Z, Yaghoobi Z. 2008. Natural honey and cardiovascular risk factors; effects on blood glucose, cholesterol, triacylglycerole, CRP and body weight compared with sucrose. Sci World J. 8:463–469.
Leave a Reply