Benarkah Nata De Coco Terbuat Dari Plastik?

https://www.flickr.com/photos/zuanraz/5552954213/in/photolist-9sGkPT-epP4kz-882E1U-9G6qiU-e5DiT2-8i1nX9-2RF7K6-9G6pw1-9G6qQE-9G6qX3-9G6qHE-9G6pGU-9G6quE-9G3vHv-9G6qB3-9G6pMW-9G6pr1-9G3w8H-9G6q3q-9G3v7g-9G6qdQ-KnFSZo-9G3uWr-9G6pC5-9G6q8W-31yLqo-9G6r3G-9G3v1M-9G6pSq-uTbjuw-u4hJfs
Ilustrasi Minuman dengan Nata De Coco (https://www.flickr.com/photos/zuanraz/5552954213)

Beberapa hari ini, jagat dunia maya dihebohkan dengan sebuah video yang “katanya” membuktikan bahwa Nata de Coco terbuat dari plastik.

Benarkah demikian? Mari Kita ulas melalui artikel berikut ini.

Sejarah Nata de Coco

Nata de Coco ditemukan pertama kali di Filipina oleh seorang peneliti bernama Teodula K Africa pada tahun 1949 (Lapuz et al., 1967). Makanan kenyal ini dibuat melalui fermentasi air kelapa dengan menggunakan bakteri Acetobacter xylinum. Kandungan selulosa yang dihasilkan selama fermentasi membuat makanan ini memiliki sifat kenyal. Ditambah dengan warna putih beningnya membuat makanan ini “dikira” terbuat dari plastik. Selulosa merupakan serat yang biasa ditemui pada sayur-sayuran. Konsumsi serat dalam jumlah yang cukup memberikan efek menguntungkan bagi pencernaan di tubuh kita.

Cara Membuat Nata de Coco

Cara membuat Nata de Coco cukup mudah. Pertama, kita perlu menyiapkan air kelapa. Air kelapa yang masih segar merupakan sumber nutrisi yang baik untuk pertumbuhan Acetobacter xylinum. Sebelum digunakan, air kelapa perlu dipanaskan hingga mendidih terlebih dahulu untuk membunuh bakteri sehingga pertumbuhan Acetobacter xylinum bisa maksimal. Setelah itu, air kelapa perlu ditambah dengan sukrosa atau gula pasir sebanyak 5-10 % sebagai tambahan nutrisi karbohidrat dan ammonium sulfat sebanyak 0.5-0.7% sebagai sumber nitrogen. Pemakaian ammonium sulfat atau yang biasa dikenal dengan ZA atau urea perlu diperhatikan dosisnya. Selalu gunakan produk Ammonium sulfat yang telah memenuhi syarat keamanan pangan (food grade). Lakukan penyesuaian pH dengan menambahkan asam cuka glasial sebanyak 0.2%. Selanjutnya diamkan larutan ini selama sehari baru kemudian tambahkan kultur Acetobacter xylinum dan difermentasi selama 7-14 hari (Anam dkk., 2019).

Aturan di Indonesia

Dalam Perka BPOM No.21 Tahun 2016, produk Nata de Coco utuh masuk dalam kategori 04.1.2.8 Bahan Baku Berbasis Buah, Meliputi Bubur Buah, Puree, Topping Buah dan Santan Kelapa. Setelah diolah dengan ditambahkan sirup gula dan dikemas hermetis, makanan ini masuk dalam kategori 04.1.2.9 Makanan Pencuci Mulut (Dessert) Berbasis Buah Termasuk Makanan Pencuci Mulut Berbasis Air Berflavor Buah.

Dalam perkembangannya, selulosa dari Nata de Coco ini dapat diolah menjadi bioplastik. Bioplastik merupakan pengganti plastik yang ramah lingkungan dan mampu didegradasi dengan cepat oleh lingkungan.

Jadi, Nata de Coco tidak terbuat dari plastik ya. Tapi, Nata de Coco punya potensi menjadi Plastik yang ramah lingkungan.

Referensi

Anam C, Zaman MZ, Khirunnisa U. 2019. Mengungkap Senyawa pada Nata de Coco sebagai Pangan Fungsional. Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian. 3(1):42-53.

BPOM. 2016. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Kategori Pangan. http://standarpangan.pom.go.id/dokumen/peraturan/2016/PerKa_BPOM_No_21_Tahun_2016_tentang_Kategori_Pangan.pdf

Lapuz MM, Gallardo EG, Palo MA. 1967. The Nata Organism – Cultural Requirements, Characteristics, and Identity. The Philippine Journal of Science. 96(2):91-109.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*