Informasi Nilai Gizi. Apa Ya Fungsinya?

Contoh Informasi Nilai Gizi
Contoh Informasi Nilai Gizi

Ketika Anda membeli suatu produk makanan. Apa yang pertama kali Anda perhatikan? Merknya? Logo Halalnya? Tanggal Kadaluarsanya? Apakah Mengandung Micin atau tidak? Adakah yang memperhatikan Informasi Nilai Gizi? Kira-kira apa ya fungsinya? Mari kita cari tahu disini…

Sejarah Pemberian Label Informasi Nilai Gizi

Label Informasi Nilai Gizi mulai mendapat perhatian pada sekitar tahun 1960 an. Ketika itu, di Amerika Serikat mulai bermunculan produsen pangan olahan yang menyatakan klaim kesehatan produknya secara sepihak. Hal ini membuat resah masyarakat, sehingga pada tahun 1969 White House meminta kepada FDA (Food and Drug Adminstration) untuk membuat suatu sistem. Sistem tersebut diharapkan mampu mengatur masyarakat Amerika agar mengkonsumsi produk pangan olahan sesuai dengan anjuran diet yang direkomendasikan. Pada tahun 1973, FDA meluncurkan regulasi tentang label informasi nilai gizi yang wajib dipatuhi oleh produsen makanan di negeri paman sam.

Komponen Dalam Label Informasi Nilai Gizi

Label Informasi Nilai Gizi sangat penting untuk mengendalikan kalori makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Menurut Perka BPOM No. 22 Tahun 2019 Tentang Informasi Nilai Gizi pada Label Pangan Olahan, setiap orang yang memproduksi dan/atau mengedarkan pangan olahan wajib mencantumkan Informasi Nilai Gizi (ING) pada labelnya. Pengecualian untuk produk kopi bubuk, teh bubuk/serbuk, teh celup, air minum dalam kemasan, herba, rempah-rempah, bumbu, dan kondimen tidak perlu mencantumkan ING pada labelnya. Minuman beralkohol dilarang mencantumkan ING.

Terdapat beberapa komponen yang harus ada di dalam Label Informasi Nilai Gizi. Komponen tersebut ialah takaran saji, jumlah sajian per kemasan, jenis dan jumlah zat gizi/non gizi, persentase AKG, dan catatan kaki.

Takaran Saji

Informasi takaran saji menunjukkan dalam porsi berapa informasi nilai gizi tersebut berlaku. Takaran saji dapat diberikan dalam satuan metrik (g, ml dst) dan diikuti satuan rumah tangga seperti sdm (sendok makan) dan gelas. Contoh: “Takaran saji 7 g (1 sendok takar)”

Jumlah sajian per kemasan

Jumlah sajian per kemasan menunjukkan jumlah takaran saji yang terdapat dalam satu kemasan tersebut. Contoh: Jika suatu produk memiliki berat total 35 g dengan takaran saji 7 g maka jumlah sajian per kemasannya ialah: “5 sajian per kemasan”. Apabila kemasan produk berisi sajian tunggal, maka tidak wajib mencantumkan informasi jumlah sajian per kemasan.

Jenis dan jumlah kandungan zat gizi/ non gizi

Sebelum masuk ke jenis dan jumlah kandungan zat gizi atau non gizi, label perlu mencantumkan tulisan dengan huruf kapital dan tebal “JUMLAH PER SAJIAN” yang menunjukkan bahwa ING dihitung per takaran saji. Zat gizi merupakan zat kimia yang dapat digunakan oleh organisme untuk mempertahankan kegiatan metabolisme tubuhnya, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan sebagainya (Wijayanti 2017). Dalam ING terdapat beberapa zat gizi yang harus dicantumkan, diantaranya: Energi Total, Lemak Total, Lemak Jenuh, Protein, Karbohidrat Total, Gula dan Garam (Natrium). Sementara itu terdapat pula zat gizi yang harus dicantumkan dengan persyaratan tertentu, diantaranya: Lemak Trans (apabila lebih dari 0.5 g per sajian dan/atau terdapat klaim tentang lemak, asam lemak atau kolesterol), Kolesterol (apabila lebih dari 2 mg per sajian dan/atau mencantumkan klaim tentang lemak, asam lemak atau kolesterol), Serat Pangan (apabila lebih dari 0.5 g/sajian. Komponen lain seperti Energi dari Lemak, Energi dari Lemak Jenuh, Lemak Tidak Jenuh Tunggal, Lemak Tidak Jenuh Ganda, Serat Pangan Larut, Serat Pangan Tidak Larut, Gula Alkohol, Vitamin dan Mineral dapat dicantumkan meskipun tidak wajib.

Persentase AKG (Angka Kecukupan Gizi)

Persentase AKG menunjukkan persentase kontribusi zat gizi dalam satu sajian produk dibandingkan dengan jumlah kebutuhan zat gizi tersebut dalam sehari.

Catatan kaki

Catatan kaki dapat dicantumkan di baris paling bawah. Catatan kaki menunjukkan informasi: Persen AKG berdasarkan kebutuhan energi 2150 kkal. Kebutuhan energi anda mungkin lebih tinggi atau lebih rendah.

Bagaimana? Sudah sedikit menambah pengetahuan bukan? Mari kita biasakan membaca informasi nilai gizi supaya kita bisa mengendalikan konsumsi kita terhadap pangan olahan.

Referensi

Perka BPOM No. 22 Tahun 2019 Tentang Informasi Nilai Gizi pada Label Pangan Olahan. https://www.scribd.com/document/424403475/PerKBPOM-No-22-Tahun-2019-Tentang-Informasi-Nilai-Gizi-Pada-Label-Pangan-Olahan

Wijayanti Novita. 2017. Fisiologi Manusia & Metabolisme Zat Gizi. Malang. UB Press.

1 Trackback / Pingback

  1. Mana yang lebih bagus? Susu UHT atau Susu Sterilisasi In Container? - Majalah Pangan Online Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*