Apakah COVID-19 Dapat Menular Melalui Makanan?

Photo by Markus Spiske from Pexels
Photo by Markus Spiske from Pexels

Saat ini dunia sedang menghadapi ancaman oleh makhluk yang berada di antara kondisi hidup dan tak hidup yaitu virus. COVID-19 telah membuat resah semua orang. Sudah menjadi hal yang wajar jika kita harus mewaspadai apa-apa saja yang dapat menjadi perantara penularan virus ini, termasuk makanan. Untuk menjawab persoalan tersebut, mari kita coba mengkaji berdasarkan dokumen-dokumen yang sudah dikeluarkan beberapa lembaga kredibel di Dunia.

Food and Agriculture Organization – World Health Organization (FAO-WHO)

Dalam laporannya yang berjudul “COVID-19 and Food Safety: guidance for food businesses”, WHO menyatakan bahwa hingga saat ini belum terdapat bukti bahwa virus COVID-19 dapat menular melalui makanan dan kemasan makanan. Virus ini dapat menular melalui droplets dari orang yang terinfeksi baik itu melalui bersin, kontak fisik maupun benda-benda yang terkena droplets. Adapun virus hanya dapat berkembang biak pada host nya (dalam kasus ini manusia dan hewan). Namun, perlu diwaspadai bahwa droplets tidak bisa bertahan lama di udara. Droplets ini mudah jatuh sehingga dapat mengenai permukaan benda-benda. Etika bersin menjadi penting untuk diperhatikan.

FAO juga menekankan bahwa prinsip sanitasi dan higienitas  harus diperhatikan saat sebelum kontak dengan bahan mentah. Cuci tangan sebelum kontak, bila perlu gunakan sarung tangan sekali pakai. Sebelum diolah, bahan harus dicuci bersih dengan cairan pembersih yang aman untuk makanan. Protokal FSMS (Food Safety and Management System) dan HACCP (Hazard Analytical Critical Control Process) ditegakkan dengan tegas untuk menjamin keamanan produk pangan yang dihasilkan. Selain itu, terdapat protokol GMP (Good Manufacturing Practices) dan GHP (Good Hygiene Practices) yang wajib diterapkan pada industri pangan.  Tambahan regulasi yang penting diterapkan ialah seperti melakukan physical distancing minimum 1 meter antar pekerja, mengisolasi staff atau pekerja yang mengalami gejala seperti COVID-19, melakukan karantina selama minimum 14 hari, melakukan disinfeksi dengan menggunakan disinfektan berbasis alcohol pada permukaan yang disentuh oleh staff yang diduga terinfeksi.

Virus COVID-19 mudah mati oleh sabun.  Ujung non-polar molekul sabun akan menusuk membran virus dan bagian polar nya dapat merusak struktur membran dan RNA virus, sehingga virus tersebut akan mati. Penerapan prinsip sanitasi dan higienitas seperti rajin mencuci tangan dengan sabun (minimum selama 20 detik) dan menjaga peralatan serta lingkungan produksi tetap bersih penting untuk dilakukan.

European Commission (EU)

Secara umum European Commission menekankan hal-hal yang sama seperti WHO. Tambahan beberapa hal lebih ditekankan pada konsumsi makanan di rumah. Konsumen hendaknya memperhatikan waktu dan suhu pemanasan bahan pangan mentah, serta kemungkinan kontaminasi dari alat-alat yang digunakan untuk makan dan memasak. Peralatan dapur perlu dicuci dengan sabun sebelum digunakan dan ketika akan berganti bahan. Kemasan paling luar dibuang terlebih dahulu sebelum bahan/ produk tersebut disimpan. Hindari kontak antara bahan pangan dengan produk yang sudah jadi.

United States – Food and Drug Administration (US-FDA)

Pada dokumen yang dirilis dengan judul “Food Safety and the Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)”,  US-FDA menekankan bahwa tidak ditemukan bukti bahwa COVID-19 dapat menular melalui makanan dan kemasannya. Hal-hal dasar seperti anjuran mencuci tangan dengan sabun, social distancing, membersihkan peralatan dapur dan fasilitas produksi tercantum dalam dokumen ini. Mereka juga menekankan bahwa seluruh pihak harus menjaga agar tidak terjadi kekurangan stok bahan dan produk makanan di seluruh negara bagian Amerika Serikat. Pekerja di ladang, pabrik makanan dan ritel direkomendasikan untuk mengenakan penutup wajah sesuai dengan spesifikasi yang berlaku di FDA. Panduan ini juga dilengkapi dengan bagaimana melakukan best practices untuk mengoperasikan toko kelontong, restoran dan jasa pengiriman makanan. FDA tidak menyarankan untuk me-recall produk pangan apabila ditemukan kasus COVID-19 pada pekerja di fasilitas produksi.

United Kingdom Food Standards Agency – UK FSA

Dokumen ini dirilis pada website resmi pemerintah yaitu : http://www.gov.uk dengan judul “Guidance for consumers on coronavirus (COVID-19) and food”. Dari judulnya kita sudah tahu bahwa petunjuk dibuat untuk konsumen bukan industri (dokumen untuk food business dibuat secara terpisah). Ini merupakan keputusan yang sangat baik, sehingga dokumen menjadi lebih ringkas dan sesuai dengan kebutuhan. Dokumen ini memuat best practices untuk menerapkan Food Hygiene ketika berada di rumah, toko/ supermarket serta tentang bagaimana menangani bahan dan produk makanan untuk mencegah kontaminasi. Mereka juga meminta masyarakat untuk menerapkan social distancing dengan jarak 2 meter ketika berbelanja.

Bagaimana dengan Indonesia ??? Semoga pemerintah segera mengeluarkan guidance baik untuk konsumen dan food business. Dan semoga wabah ini lekas berakhir.

Referensi

https://www.gov.uk/government/publications/guidance-for-consumers-on-coronavirus-COVID-19-and-food/guidance-for-consumers-on-coronavirus-COVID-19-and-food

https://www.fda.gov/food/food-safety-during-emergencies/food-safety-and-coronavirus-disease-2019-COVID-19

https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/331705/WHO-2019-nCoV-Food_Safety-2020.1-eng.pdf

https://ec.europa.eu/food/sites/food/files/safety/docs/biosafety_crisis_covid19_qandas_en.pdf

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*